Senin, 16 Januari 2017

Review Hotel : Le Pirate Beach Club Nusa Ceningan

Malam pertama di Bali kami tidak menginap di Bali, melainkan di Nusa Ceningan.

Nusa Ceningan merupakan pulau kecil di selatan pulau Bali. Perlu waktu 30 menit menggunakan speed boat dari Sanur untuk tiba di Nusa Lembongan, lalu dilajutkan dengan sampan selama 5 menit untuk tiba di Nusa Ceningan.

Kenapa Le Pirate?
Di sosmed banyak banget yang posting dan fotonya terlihat keren. Istilah kecenya instagramable. Selain itu juga masih masuk dalam budget kami jadi tak ada salahnya dicoba.

Pesan melalui Agoda ratenya 543.000 semalam tidak termasuk sarapan.
FYI, kebanyakan hotel di Nusa Ceningan  tidak termasuk sarapan karena memang mereka tidak menyediakan buffet  seperti kebanyakan hotel. Hanya tersedia menu ala carte.

Seperti yang sudah saya katakan di atas, untuk sampai Nusa Ceningan harus melalui Nusa Lembongan.
Kebanyakan speed boat dari Sanur akan berhenti di pantai Mushroom atau Mushroom Bay. Dari situ bisa naik ojek menuju ke Jembatan Kuning (Yellow Bridge) atau sekakian saja menyewa motor untuk sekakian berkeliling Nusa Lembongan.

Tak jauh dari jalan menuju jembatan kuning ada papan petunjuk Drop Point Le pirate di depan sebuah warung. Melapor saja ke ibu yang jaga warung nanti akan dibantu untuk menyeberang ke Nusa Ceningan.
Kami diantar sampai ke sampan yang akan menyeberangkan kami.

Beberapa bulan lalu jembatan kuning roboh sehingga tidak bisa digunakan lagi untuk menyeberang, jadi kami harus naik sampan.
Tarifnya lima ribu per orang.
Saat ini jembatan masih dalam perbaikan dan katanya akan selesai dalam 2 bulan.

Begitu tiba di seberang kami sudah dijemput oleh Bapak Komang, yang akan mengantar kami  sampai ke Le Pirate. Kami tahu Bapak Komang dari seragam hotel yang dipakainya.

Untuk ke hotel perlu 5 menit lagi ya.
Di Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan kebanyakan wisatawan diangkut dengan mobil bak terbuka yang sudah diberi tambahan bangku dan atap.

Yihaa... sampai deh di Le Pirate Beach Club Hotel. Untuk cek in kami disambut oleh Mas Wira yang ramah. Tidak ada counter check in ya...

Kami dapat kamar nomor 1 yang berarti paling depan, paling dekat pintu masuk hotel dan restoran. Waktu kami request kamar lain ternyata sudah penuh. Ada baiknya request nomor kamar untuk dapat pemandangan terbaik. Menurut saya kamar nomor 5-10 yang terbaik karena langsung menghadap ke kolam dan pantai.
Kamar nomor 1-4 terhalang oleh pohon dan bar.

Kamarnya, atau mereka menyebut beach box hanya berukuran 2,2 x 2,4 meter.
Kecil sekali sampai untuk menaruh tas saja sempit sekali rasanya. Kamar mandi semi terbuka berada di belakang dan malah terasa lebih lega.

Walau kamarnya kecil, kebersihan oke banget. Sayang untuk mandi hanya ada air payau. Tapi harap maklum karena di pulau kecil pasti sulit menemukan air tawar.

Jumlah kamar hanya ada 10. Tak heran kalau banyak yang bilang susah sekali booking di sini.

Hotel juga menerima tamu dari luar yang mau berenang atau makan di resto.
Jadi kalau tidak dapat kamar di sini atau berpikir untuk tidak menginap ya gak ada salahnya mampir saja ke sini.

Kolam renang tergolong kecil. Lumayan lah buat berendam. Turis asing sih kebanyakan duduk cantik saja di pinggir kolam.

Restoran closed order jam 9.30 malam.
Untuk sarapan dilayani mulai jam 7.30 pagi.
Kami tiba sudah sore jadi langsung order untuk makan malam. Restoran bisa dibilang penuh karena banyak juga tamu dari luar hotel.

Harga makanan reasonable ya untuk resto hotel di pulau yang kecil. Kami pesan burger, pasta, dan nasi goreng. Overall enak yaa..

Untuk sarapan keesokan harinya kami memilih ke restoran hotel lain sekalian jalan-jalan.

Kami dibantu Pak Komang untuk menyewa motor berkeliling Nusa Ceningan.

Yang jelas Le Pirate rekomended untuk dikunjungi. Entah untuk menginap atau sekedar mampir bila ke Bali. Saya rasa kalau menginap lebih seru bila neramai-ramai.

Mau kembali ke Le Pirate?
Pastinya! Tapi mungkin bukan untuk menginap ya.



Hotel Hopping di Bali

Yeaaay!!
Postingan pertama di tahun 2017.
Happy New Year, anyway!!

Orang-orang baru balik dari liburan tahun baru, kami malah capcuzz ke Bali.
Tepatnya tanggal 5 pagi buta kami berangkat ke Bali. Di sana selama 6 hari 5 malam. Selama 5 malam itulah kami tidur di hotel yang berbeda. Yang jelas bukan hotel mewah ya, secara saya orangnya irit alias pelit. Hehe..

Review masing-masing hotel di postingan berikutnya ya. Ribet nih kalau posting dari HP. Susah sinkronisasi foto dan artikelnya. Jadi biar bacanya gampang dan nyambung bakal di posting satu-satu ya.

Cerita lengkap liburannya juga menyusul yaa....


Sabtu, 25 Juni 2016

Play Group

Jumat lalu N dadah-dadah sama teman-teman sekelas soalnya hari terakhir di play group. Bulan depan sudah TK dan belum tentu sekelas lagi.

Anak-anak sih kayaknya belum nyadar kali ya mau naik kelas dan berpisah sama guru-gurunya jadi mereka tampangnya biasa saja. Saya saja sepertinya yang agak mengharu biru. Hahai... memang lebay tapi begitulah kenyataannya.
Soalnya miss-miss di plegrup hebat dan kece badai. Bayangkan saja kalau saya yang jadi guru plegrup, bisa nelen panadol tiap hari deh. Jadi rasanya sedih N gak diajar sama miss nya lagi. Meski saya tahu miss di TK bakal sama keren dan kece kok sepertinya kasihan anak-anak sudah sayang banget sama miss dan harus berpisah.

Gak kerasa aja ya setahun sekolah di play group. Tambah pandai dan rajin ya, Nak...

Sabtu, 30 April 2016

Me want me time

Nulis ini jam 3 pagi, bok. Alamak!
Saya screenshot, tuh. Heeheee...

Bukan kebangun dari mimpi. Tapi memang belum tidur. Kebanyakan kafein kayaknya.

Kerjaan saya pas weekday itu bangun pagi sedapatnya 😆, bikin sarapan, dadah2 ke pak suami yang ngantor, lanjut beberes rumah yang disambi nyuapi N dan nyiapin bekalnya sekalian.
Jam 9 teng mandiin N sekalian saya mandi demi alasan kepraktisan. Setengah jam kemudian sudah siap anter ke sekolah. Dadah2 ke N.

Nah, kalau N sudah masuk kelas biasanya ngider gak jelas atau duduk cantik sambil ngopi atau ke pasar atau ke toko buah.
Itu biasanya yaa...
Sekarang punya kawan baru sesama ibu2 yang senasib. Maksudnya beliau2nya juga suka ngider sendirian. Sekarang ngidernya barengan. Dan seringnya itu, MAKAN!
Ohhhh...

Dan nyaris begitulah setiap harinya. Kenyang makan, balik ke sekolah jemput N trus pulang. Berharap sampai rumah N sudah capek langsung tidur siang. Kalau dia tidur, lumayan bisa lanjutin kerjaan rumah yang belum selesai atau masak. Tapi entah kenapa energinya serasa gak pernah habis. Jadinya mau ngapa2in gak bisa juga. Yang ngajak main bola lah. Ngajak mewarnai sama2 lah. Adaaa ajaa..
Nanti sudah sore baru ngajak tidur *geregetan*

Kalo pas sore jadwalnya praktek ya terima nasib nyampe klinik dia rewel ngantuk dan saya merasa lelah. Di situlah kadang saya merasa sedih.

Me time? Iihh.. jangan tanya!!!

Minggu, 27 Maret 2016

Selamat Paskah

Selamat Paskah!!

2 minggu lalu N dapat project dari sekolah membuat prakarya bertema paskah.
Baca edaran pengumumannya saja saya sesak nafas. Bagaimana tidak, ibuknya ini  gak ada kreatif-kreatifnya sama sekali, gak trampil, gak pernah suka sama pelajaran seni dan antipati dari jaman SD tiap ada pelajaran seni. Bapaknya, jangan ditanya lagi, sama parahnya. Hasil prakarya harus disertai foto proses pembuatan dan kerjasama antara ortu dan anak. Fyuuuhhh...

Etapi.. tapi... buat anak jangan pernah coba-coba! Eh maksudnya jangan pernah bikin alasan. Baiklah.... googling dan sebagainya tak memberikan bantuan. Yang ada malah asma karena cakep-cakep semua. Sadar diri dengan kemampuan yang ecek-ecek ini. Akhirnya hampir 2 minggu berlalu dan tetap belum ada ide.

2 hari mau dikumpulkan baru deh berburu bahan di Gramedia. Itupun masih abstrak banget ide di kepala. Dan kebiasaan masa silam terjadilah. Mengerjakan tugas mesti last minute. Buntutnya, N mengerjakan 15 persen, ibuknya 85 persen. Dan kasih 2 jempol buat bapaknya yang mendukung 100 persen dalam doa. Hahahah...

Dan inilah hasil daya upaya kami...
Kartu ucapan Selamat Paskah.

Kamis, 04 Februari 2016

Random

Already February 2016. Dan blog ini hampir mencapai fase kepunahannya. Hahahh...
#oops

Entah mengapa ya semakin santai hari-hari ya makin males nulis blog. Serasa gak dapat "feel" buat nulis.
Sekarang entah jin apa pula yang lagi nyenggol saya sampai tercetuslah postingan di blog yang nyaris lapuk ini.

Btw, enaknya cerita apaan ya?
Oke... saya cerita random saja lah.
Berhubung yang nulis sudah emak-emak gak usah sewot ya kalau seputaran dunia emak-emak juga yang ditulis.

Ehm... Nathan tinggal beberapa bulan lagi 4 tahun.
Besarnya kayaknya sama aja dari jaman imur 3 tahun. Padahal makannya juga aduhai banyaknya. Entah ke mana larinya nasi dan segala lauknya itu.

Sekolah semester ini masuk siang dan ada tambahan setengah jam pelajaran di hari Senin dan Selasa. Dan ibunya menjadi tergalau sejagat selama masa penantian sekolah. Semester lalu masuk pagi bisa duduk cantik di taman mall sebelah itu. Sekarang di siang bolong mana bisa lagi duduk cantik. Alhasil kadang pulang ke rumah. Tapi lebih banyak muter-muter aja. Atau rebahin sandaran jok mobil trus tidur.

Another drama, habis balik dari libur panjang natal dan tahun baru, sukses deh saya pecat pembantu. Aje gila ditinggal 3 minggu rumah kayak kena badai. Rumput di depan aja setinggi dengkul dibiarin. Jangan bayangkan halaman rumah saya selebar lapangan basket ya. Hanya 40 x 100 centi. Dan gak dibersihkan rumput liarnya. Duh, ini pembantu ngajak berantem deh. Habis pecat saya malah puas dan lega.

Yang saya agak sesali, sesaat setelah saya pulangkan, saya baru tahu akun sosmed pembantu saya. Dari 1 akun, akhirnya saya tahu dia punya 4 akun lain dengan profil yang berbeda-beda.
Satunya dituliskan lulusan pesantren xxx. Lainnya lagi ditulis sekolah di smk xyz. Padahal dia bilang ke saya cuma lulusan smp. Syerem.
Trus nulis status sudah kayak makan keripik aja. Teruuuusss gak ada berhentinya.
Mungkin bagi ibu-ibu yang lagi cari pembantu sudah gak jamannya lagi minta keabsahan KTP.
Sekarang kayaknya lebih penting langsung menanyakan akun sosmednya.

Curhatan lainnya lain kali lagi ya.
Berdoa saja semoga blog ini gak benar-benar punah.
😆😆