Sudah hampir 5 tahun tinggal di Tangerang belum pernah nyobain Laksa Tangerang.
Tiap ngajakin Didi katanya laksa gak terlalu enak.
Idiiihhh... biar gak enak khan tetep aja penasaran pingin nyobain.
Pas Jumat malam kemarin jam 9 melipir keluar muter-muter. Lewatin deretan penjual laksa gak jauh dari TangCity Mall. Rayuin Didi dan berhasil.
Hore...
Rupanya yang jual berderet, jadi bingung mana yang dipilih. Akhirnya asal aja milih kedai yang pengunjungnya agak banyak.
Bapak penjualnya menanyakan mau pakai telur atau ayam. Demi mencobe keduanya kami pesan masing-masing satu. Dalam sekejap mata laksa sudah tersedia di hadapan.
Penyajiannya sederhana saja. Laksa (mi), ditaburi potongan kucai, disiram dengan kuah laksa yang lumayan pekat. Ayamnya sudah berlumur bumbu. Lain dengan telur yang hanya direbus.
Untuk minya terasa sedikit kasar atau berbulir. Agak aneh rasanya karena kita terbiasa makan mi yang lembut kenyal. Ayamnya juga enak. Bumbunya terasa mirip dengan kuah laksa. Kuahnya juga terasa berbulir karena campuran kacang kedelai.
Baiklah.... overall memang rasanya unik, tapi masih bisa diterima oleh lidah saya. Mungkin akan mencoba lagi di lain kedai supaya tahu perbandingannya.
Seporsi laksa telur hanya Rp 11.000 dan laksa ayam hanya Rp 18.000. Murah meriah...