Senin, 09 November 2015

Laksa Khas Tangerang

Sudah hampir 5 tahun tinggal di Tangerang belum pernah nyobain Laksa Tangerang.
Tiap ngajakin Didi katanya laksa gak terlalu enak.
Idiiihhh... biar gak enak khan tetep aja penasaran pingin nyobain.

Pas Jumat malam kemarin jam 9 melipir keluar muter-muter. Lewatin deretan penjual laksa gak jauh dari TangCity Mall. Rayuin Didi dan berhasil.
Hore...

Rupanya yang jual berderet, jadi bingung mana yang dipilih. Akhirnya asal aja milih kedai yang pengunjungnya agak banyak.

Bapak penjualnya menanyakan mau pakai telur atau ayam. Demi mencobe keduanya kami pesan masing-masing satu. Dalam sekejap mata laksa sudah tersedia di hadapan.

Penyajiannya sederhana saja. Laksa (mi), ditaburi potongan kucai, disiram dengan kuah laksa yang lumayan pekat. Ayamnya sudah berlumur bumbu. Lain dengan telur yang hanya direbus.
Untuk minya terasa sedikit kasar atau berbulir. Agak aneh rasanya karena kita terbiasa makan mi yang lembut kenyal. Ayamnya juga enak. Bumbunya terasa mirip dengan kuah laksa. Kuahnya juga terasa berbulir karena campuran kacang kedelai.

Baiklah.... overall memang rasanya unik, tapi masih bisa diterima oleh lidah saya. Mungkin akan mencoba lagi di lain kedai supaya tahu perbandingannya.

Seporsi laksa telur hanya Rp 11.000 dan laksa ayam hanya Rp 18.000. Murah meriah...

Kamis, 03 September 2015

My Prayer

Just wanna say thank to God for His blessings. Thank God sudah diberi kesehatan, kesempatan berada di dekat orang-orang terkasih.
Teringat orang-orang yang aku kenal, mereka gak bisa bersama dengan orang yang mereka kasihi karena berbagai hal. Semoga mereka senantiasa diberi sehat juga, diberi kekuatan, dan penghiburan. Berkat Tuhan sungguh tak terhitung bagi kami. Kiranya kasih Tuhan juga tak lepas bagi orang di sekeliling kami dan juga orang yang kami kasihi yang jauh dari kami. Amin.

Jumat, 28 Agustus 2015

Selama Nathan Sekolah..

Sampai akhir Agustus ini Nathan sekolah 2 jam. Mulai September baru masuk 2,5jam.
Biasanya sih nganter, trus ditinggal belanja ke pasar atau hipermarket yang gak jauh dari sekolah. Tapi khan belanja gak tiap hari?
Jadilah saya bengong duduk manis di sekolah.
Malesnya, ibu-ibu lain udah pada ngegerombol sendiri-sendiri. Kayaknya sih mereka temenan karena anaknya sama-sama mulai sekolah dari toddler. Lah saya ini yang baru sendiri rasanya jadi gak ada temen. Paling ngobrol sekenanya dengan siapa aja yang pas duduk di samping. Kadang sesama ibu, oma, atau suster yang juga nungguin. Alhasil selebihnya ngantuukkk...

Pernah donk saya coba pulang sekali. Dan ternyata...
Perjalanan dari rumah ke sekolah itu tidak seberapa. Hanya 4 kilo lebih sedikit. Tapi pulangnya itu bisa 6 kilo karena muter. Dan sepanjang jalan macet sodara-sodara!!
Jadi percuma saja saya pulang karena baru sampai rumah sebentar sudah mesti jemput lagi. Bbrrrgghh...

Males nunggu di sekolah, akhirnya saya punya tempat favorit buat nunggu Nathan sampai jam pulang. Kalau tidak duduk cantik di tepi kolam Mall Summarecon, saya melipir ke apotek tempat saya kerja.
Jaraknya gak jauh. Sekitar 500meteran. Aahhh.... indahnya... hahaa...

Duduk di pinggir kolam itu semacam refreshing mata dan jiwa. Bisa juga sambil membuat beberapa catatan yang gak penting sampai yang penting. Kadang saya bawa bekal sarapan dari rumah untuk dimakan sambil menatap ikan yang menari-nari.

Kalau di apotek enaknya bisa ngobrol sama yang jagain apotek. Ngobrol mulai dari yang penting, gak penting, sampai gossip juga dibahas. Hehehe...
Dan enaknya lagi, wifi gratisan!!!
Bisa sambil ngopi yang tinggal nyeduh sendiri di pantry, atau jajan buryam, nasi uduk, dan ketupat sayur di sebrang apotek.

Nanti kalau Nathan sudah sekolah 2,5jam mau nyobain pulang ke rumah saja. Kalau masih tidak efektif, ya sudah.. Tetep melipir belanja, atau duduk cantik di tepi kolam, atau kongkow di apotek.

Sekali waktu saya pernah ngobrol ke suami,

Sy : nungguin Nathan sekolah aku jadi gak produktif. Yang ada bengong. Ngantuk. Mau pulang juga nanggung.

Dd : aku pernah baca ada ibu yang selama anaknya sekolah dia jadi sopir go-jek. Lumayan lho.. hanya selama anaknya sekolah aja bisa dapat 1,5 juta sebulan.

Sy : $#%÷×????!!!!!



Makan Bersama

2 minggu pertama sekolah Nathan, pelajarannya hanya 1 jam. Meskipun sebentar tetap ada snack time. Jadinya dibawain bekal yang ringan dan simpel karena paling waktu makannya hanya 10 menit. Saya cukup siapin sereal atau buah potong. Selalu habis karena itu kesukaannya Nathan.

Nah, sejak minggu lalu mulai sekolah 2 jam, dan akan menjadi 2,5 jam bulan depan sampai seterusnya. Hikss.. lama ya sekolahnya? Ibuknya jadi merasa bersalah Nathan jadi terengut waktunya 2, 5 jam di sekolah 5 hari seminggu.

Sejak sekolah 2 jam biasanya saya bawakan nasi, atau buah, atau roti. Selama ini sih selalu habis. Kalo sisa paling hanya buah 2-3 potong, nasi 1-2 suap. Katanya gak habis karena time's up.
Suka heran juga kok bisa habis padahal waktunya terbatas. Di rumah itu, makan dengan porsi yang sama bisa 1 jam bahkan lebih.

Ada bagusnya juga tuh makan disekolah sepertinya membangkitkan jiwa kompetitifnya, jadi mungkin dia merasa hebat dan bangga kalau makanannya dihabiskan, makan lebih cepat dan rapi bila dibandingkan temannya.
Atau mungkin juga karena suasananya mendukung, makan bersama pasti lebih mengasyikkan.

Kalau begini saya jadi sengaja bawakan bekal  sedikit lebih banyak. Hehe... kesempatanlah...
Jadi di rumah bisa skip makan siang karena kadang pulang sekolah langsung tepar sampe sore. Hahaha...

Mulai bulan ini pula setiap hari Rabu disediakan makanan oleh sekolah. Lumayanlah mengurangi kerepotan mikirin dan nyiapin bekal sekolah.
Hari Rabu ini menu makan bersamanya nasi, sup ayam sayur, dan melon. Menu makanan sudah diberitahukan sebelumnya. Saya sih gak cerita Nathan mau dapat makan apa. Supaya nantinya dia sendiri yang bisa cerita di sekolah makan apa, dan sebagainya....

Tadi donk saya tanya Nathan, " tadi makan apa?"
"Makan nasi sama sop sama lemon yang ijo!"
"Lemon?? Melon kali..."
"Iyaaa melon."
"Enak gak? Nathan habis?"
"Nathan habisin. Trus bilang tambah ke miss"
"HAHHH??? TAMBAH???? Ya ampun..."
Saya shock. Trus tarik napas sodara-sodara!! Trus kalem
"Goooood. Gitu donk kalo makan dihabiskan. Tapi memangnya kurang ya kok nambah?"
"Iya.. Sama missnya ditambahin trus Nathan habisin lagi"
"Haduuhhh... banyak amat... malu donk Ibuk"

Padahal siang tadi pas jemput, mami-mami yang lain tanya ke gurunya anak-anaknya gimana makannya. Mostly mereka mau makan tapi sedikit.
Lah nathan!!!
Hadeehhh... bisa-bisa dipikir gurunya gak pernah dikasih makan di rumah!!
😅😅😅😅

P.S ini foto bekal superminimalisnya Nathan 😆😆

Sabtu, 08 Agustus 2015

Antara Sekolah dan Drama

Yang namanya anak baru masuk sekolah, pasti banyak drama. Nih ya yang terjadi di rumah di hari pertama Nathan sekolah.

Malamnya susah banget nyuruh Nathan tidur. Jam setengah 9 lampu sudah dimatikan dan naik ke tempat tidur tapi ada saja alasannya supaya gak tidur. Belum ngantuk lah. Mau minum dulu lah. Saya sama Didi sudah pura-pura tidur tetap dia gak tidur juga. Jam 9 minta disetelin dvd upin ipin. Oh no.... Rengekan upin ipin ini berlanjut selama 15 menit padahal saya tetap merem pura-pura tidur. Jam 9.15 rengekan pecah jadi tangisan menyayat hati. Pura-pura tidurnya berakhir dengan peluk Nathan yang meronta-ronta. Tangisan berlanjut sampai jam 9.30. Nathan capek nangis rupanya dan tertidur dengan sendirinya.

Paginya drama lagi bangunin Nathan. Sudah bangun pun ampun-ampun suruh mandi. Maunya lanjut tidur. Ya sudah saya ngacir buat sarapan saja dan menyerahkan urusan mandi ke Didi. Pastinya drama di kamar mandi diwarnai dengan teriakan "dingiiinnn" berulang-ulang padahal airnya jelas hangat. Plus, "gak mau sikat gigi".
Oohhh.... selamat datang hari-hari indahku.... hahahaa...

Karena hari pertama masuk pas Jumat dan harus pakai baju batik, saya siapin baju batik baru warna kuning. Baju batik barunya Nathan ada 3 semua dijahitin sama Mbah-nya di Malang. Ada yg putih, abu, sama kuning. Saya pilih kuning biar segar dan ceria di hari pertama sekolah. And you know what??!!  Nathan gak mau pakai baju yang kuning.  Emak yang lebay anaknya musti pakai batik BARU dan KUNING akhirnya maksa sampai Nathan mau. Hahaha...

Beruntung Nathan mau sarapan nasi. Tapi lama ya kalau mau habiskan nasi seporsinya dia, mana waktu habis buat melalui segala drama. Jadi baru 2 suap saya suruh makan pisang aja. Nathan makan pisang sebiji bisa dalam waktu kurang dari 5 menit. Sore sebelumnya main ke rumah mbah kok ya pas lihat ada pisang. Sudah filing Nathan pagi-pagi disuruh makan nasi pasti lama. Jadinya nyomot 1 pisang dari rumah mbah bisa buat sarapan. Ahhh... skip drama sarapan itu lega banget rasanya.

Sampai sekolah, Nathan gak mau ditinggal. Jadilah saya masuk ke kelas. Parahnya, tangan saya dipegang terus. Kecuali pas snacking time saja dia mau saya berdiri di belakangnya. Selebihnya saya disampingnya terus. Berpegangan tangan. Teman-temannya nyanyi, dia diam. Yang lain bermain, dia diam. Huoooww...

Pulangnya, baru 100meter mobil jalan dari sekolah dia tertidur pulas. Yaaahhhh.... Nathannn.....

Menulis atau Mengetik?

Di jaman serba instan yang semua serba kekinian, saya lebih suka pakai cara lama untuk menulis catatan. Yap! Menulis di kertas atau buku, bukannya mengetik lewat fitur note di ponsel.

Kecuali catatan pelajaran, banyak hal yang saya catat. Mulai dari daftar belanjaan, catatan kecil mengenai pasien, wish list, catatan keuangan, sampai rancangan bekal sekolah Nathan semua  saya catat. So, kalau punya utang sama saya hati-hati ya, karena pasti saya catat juga. Hahaha...
Daftar seminar, yang posternya tersimpan di dalam ponsel tetap akan saya catat. Rajin, ya?? 😆

Mungkin karena terbiasa mencatat yang remeh temeh itulah saya 'larut' juga dalam menulis blog.
Well.. semoga saya terus rajin 'menulis' blog ini. Karena bagaimanapun saya tetap lebih suka 'menulis' bukannya 'mengetik'.

Rabu, 05 Agustus 2015

Perjalanan Mencari Sekolah

Akhirnya tahun ajaran sekolah yang baru ini Nathan mulai sekolah. Masuk di kelas play group, tentunya. Cari sekolah sudah lebih dari setahun lalu. Terdengar lebay, ya cari sekolah buat anak 3 tahun saja selama itu. Tapi buat anak khan memang gak boleh asal. Apalagi urusan sekolah!!

Untuk Nathan maunya sederhana aja. Berbasis agama. Uang sekolah  sesuai dengan pengajaran dan fasilitas dan tentunya sesuai dengan kantong ortunya. Hehe.... Iya, donk. Fasilitas oke bingits tapi kalo emaknya gak sanggung bayar ya ngapain. Sekolahnya punya gedung yang representatif. Hare gene banyak rumah atau ruko yang dijadikan sekolah. Malah ada sekolah yang di dalam mall. Okelah sebut saya kuno, tapi saya maunya seumuran Nathan sekolah ya di gedung sekolah. Yang lega, ada halaman, bisa bermain sambil menghirup udara luar, terkena matahari, dan kalau hujan masih bisa main di kelas yang juga lega.

Dari masih tinggal di Melati Mas sudah dari Nathan hampir umur 2 tahun mulai cari sekolah yang dekat. Ikutan open house, trial, sampai lihat pameran sekolah yang ada di mall. Hasilnya? Beda sekolah tentu beda kelebihan dan kekurangan.
Ada beberapa sekolah Montessori di daerah Melati Mas yang saya masuki. Karena metodenya yang berbeda biayanya juga lumayan tinggi. Jadi saya coret dari daftar. Lainnya ada Candle Tree, Efata, dan beberapa lainnya (saya lupa saking banyaknya dan sudah terlalu lama) tapi masih gak sreg. Satu yang jadi pilihan sekolah Athalia.

Athalia ini fasilitas oke, pendidikan agama dan karakter juga sangat bagus. Biaya tentunya sesuai dengan budget. Tapi karena kami pindah lebih dekat ke daerah Gading Serpong akhirnya pencarian diarahkan ke GS.

Beberapa sekolah lagi di GS mulai saya survey. Nathan ikut trial di sekolah Tunas Bangsa, Tarakanita, dan Penabur. Tarakanita baru masuk kelas saja susananya terasa muram. Entahlah apa karena lampu di dalam kelas tidak dinyalakan. Tunas Bangsa bisa jadi pilihan kalau saja biayanya sama dengan Penabur.
Berakhirlah masa pencarian sekolah Nathan di akhir tahun lalu. Wow banget ya cari sekolah untuk anak 3 tahun.

So, tahu sendiri khan akhirnya Nathan sekolah di mana?!☺☺

Kamis, 23 Juli 2015

Sapi Lada Hitam

Masak di saat mbak lagi mudik itu bagi saya ada 2 macam. Masak serius. Dan masak ekspres.

Masak serius artinya masak yang sedikit lebih repot, lebih lama, dan jarang-jarang banget bikinnya. Tapi karena ngerjain sendiri, memang kepuasanlah yang jadi rewardnya. Apalagi kalau yang dimasak enak dan pak suami atau Nathan makannya lahap rasanya bisa sejuta. Rela dehhh relaaaaa masakin lagi... Yang serius ini contohnya bikin bubur manado, lasagna, atau ikan nila saus asam manis yang baru saya posting beberapa hari lalu.

Nah, kali ini posting masak ekspress. Yang ekspres ini lebih sering pas mbak mudik. Biasanya sih tumis sayur. Kali ini saya berbagi resep sapi lada hitam.

RESEP SAPI LADA HITAM

Bahan :
300 gram daging sapi, iris tipis
1 sdt lada hitam, tumbuk kasar (bisa lebih banyak kalau suka, saya pakai sedikit supaya Nathan gak kepedasan)
2 siung bawang putih,  cincang halus
3 sdm saus tiram
1 sdm kecap manis
Bawang bombay, paprika (sesuai selera)
Air 100 ml
2 sdt maizena, larutkan dengan sedikit air
Minyak untuk menumis

Cara :
* Bumbui daging sapi dengan saus tiram, kecap, dan lada hitam. Aduk rata. Biarkan di lemari es 2 jam atau semalaman lebih enak
* Tumis bawang putih sampai harum, masukkan bawang bombay dan paprika terus tumis sampai setengah layu
* Masukkan daging sapi, tambahkan air aduk rata dan sesuaikan rasanya
* Tambahkan larutan maizena, masak sampai matang

So, gampangkan caranya? Masaknya gak sampai setengah jam. Kadang asalkan ini lauknya maka bisa diskip sayurnya. Hihihi....
Maidless?? Nannyless?? Siapa takut!!

Maidless Day

Sebelumnya saya mau bilang Selamat Idul Fitri. Semoga Idul Fitri kali ini memberi pencerahan dan semangat baru.

Kalau saya? Ahh saya lagi mengumpulkan semangat nih. Hehe.. 2 minggu sudah si mbak mudik. Lama ya??? Entahlah kapan balik. Atau gak bakal balik?? Entahlah.... Pagi ini saya sms saja menanyakan kapan baliknya.

Selama 2 minggu ini kerjaan rumah saya kerjakan seminim mungkin. Maksudnya, nyapu kalau benar-benar sudah kotor. Ngepel seadanya di bagian yang sering dilewati saja. Hahaha.. padahal rumah seuplik harusnya ya semua dilewati. Cuci baju kalau sudah terkumpul semaksimal mungkin kapasitas mesin cuci. Habis itu dijemur. Jemuran baru diangkat begitu mau jemur cucian yang berikutnya. Enak juga ternyata jemur pakaian di luar, tapi masih ada atapnya jadi gak perlu kuatir hujan atau warna pakaian pudar karena dijemur di bawah sinar matahari langsung. Dan pastinya mengenakkan saya yang pemalas ini. Pastinya jangan ditiru ya, sodara-sodara.

Apa kabar baju yang sudah kering?? Dilipat seadanya lalu ditumpuk di keranjang. Dan setelah 2 minggu ini hanya nyuci, baru malam tadi saya akhirnya menyetrika. Huwoohh.. Cuma setrika seragam Didi -karena kepepet pagi ini dia musti pake seragam- dan beberapa lembar aja ya. Bukan semuanya! Berakhir sudah setrikanya bukan karena capek. Tapi lebih karena malas dan berdoa semoga besok mbak sudah pulang dan melanjutkan setrikaan yang menggunung.

Oke, hari ini saya mungkin akan sedikit bersantai. Jumat Nathan mulai sekolah. Jadi bolehlah santai sebelum esok dan seterusnya akan mulai ada hiruk pikuk bangunin, mandiin, pakaikan seragam, menyiapkan sarapan dan bekal Nathan. Belum lagi nyuapin Nathan. Habis itu nganter sekolah tiap Senin sampai Jumat. Gak kebayang....

Semoga saja mbak besok beneran balik. Semoga......

Kamis, 16 Juli 2015

Resep Nila Asam Manis

Kebanyakan ikan gurame yang dimasak asam manis. Tapi kali ini saya sengaja memilih ikan nila untuk dimasak saus asam manis.
Pada dasarnya bahan dan cara memesaknya sama ya. Hanya beda jenis ikannya saja. Rasanya juga sama antara gurame dan nila.

Untuk ikan nilanya saya beli masih dalam keadaan segar. Masih hidup di dalam aquarium. Semenjak pindah rumah beberapa bulan lalu, "terpaksa" saya harus ke pasar setidaknya sekali dalam seminggu. Sebenarnya ada juga sih bapak yang keliling jualan sayur di komplek. Tapi sampai depan rumah saya sudah jam 1 siang. Sering gak kebagian apa-apa.  Jadi lebih memilih untuk belanja di pasar. Belanja di tukang sayur hanya sebagai tambahan saja.

Beruntung dari rumah saya pasar hanya berjarak selemparan kolor. Haha... Dari gerbang komplek tinggal nyebrang sekitar 500 meter. Kalau jalan kaki ya  lumayan juga sih. Tapi yang jelas masih termasuk dekat, khan?!
Pasarnya di Alam Sutera, namanya Pasar 8. Walau gak terlalu besar tapi segalanya ada.
Nah, di pasar inilah saya beli ikan nila.
Huhu... panjang ceritanya ya jadinya. Hihihi...

Dari pasar saya sudah pesan ke penjual ikan langganan saya supaya nilanya difillet saja. Duri dan kepala ikannya juga saya ambil. Jadi saya gak perlu repot memotong ikannya karena saya gak ahli dalam hal ini.

Well, segera saja saya tuliskan resepnya ya.
Yang jelas ikan sudah dalam keadaan sudah dicuci bersih ya. Bisa diberi air perasan jeruk nipis atau lemon untuk menghilangkan bau amisnya baru dicuci bersih. Fillet ikan bisa dipotong-potong lagi sesuai selera. Kalau punya persediaan ikan utuh juga gak masalah dibiarkan utuh atau dipotong sesuai selera.

Resep Nila Asam Manis

Bahan :
1 ekor ikan nila (sekitar 6-7 ons)
Garam secukupnya
2 siung bawang putih, dihaluskan

Bahan pelapis ikan:
2 sdm tepung terigu
1 sdm tepung maizena
Garam / kaldu bubuk secukupnya

Bahan saus :
4 sdm saus tomat
1 sdm saus sambal (optional)
Garam
Gula
Air secukupnya
1 sdm tepung maizena, larutkan dalam 2 sdm air
2 siung bawang putih, cincang halus
Bawang bombay
Paprika merah
Paprika hijau
Wortel, potong korek api
(Jumlahnya dikira-kira ya. Saya pakai masing-masing setengah buah. Kalau gak ada bisa diskip. Atau bisa ditambah nanas kalau suka)

Cara :
1. Potong kotak ikan (sesuai selera). Lumuri ikan dengan garam dan bawang halus. Sisihkan. Diamkan di lemari es 30 menit agar bumbu meresap
2. Campur bahan pelapis. Lumuri ikan yang sudah meresap bumbunya ke bahan pelapis. Langsung goreng di minyak panas dengan api sedang. Lakukan yang sama untuk duri dan kepala ikan.
3. Untuk saus, tumis bawang putih sampai harum. Masukkan bawang bombay, paprika dan wortel.
Tumis sampai setengah layu. Tambahkan saus tomat dan air (saya pakai 1 cangkir air).
Tambahkan garam dan gula. Sesuaikan rasanya.
Bila sudah matang masukkan larutan maizena, aduk sampai mengental.
4. Tata ikan di piring saji, siramkan saus di atasnya

Simpel, khan?! Yuk dicoba.
Kalau biasanya makan gurame asam manis di resto, buat sendiri tak kalah lezat. Dan pastinya lebih sehat dan hemat.

Selasa, 14 Juli 2015

Liburan Asyik di Anyer : Aston Anyer Beach Hotel

Walau masih jam 11 ternyata kami sudah bisa check in di Aston. Prosesnya cepat banget. Tinggal nyebutin nama dan tunjukin KTP langsung deh dapat nomor kamar. Gini ini yang disuka kalau pesan lewat traveloka. Gak perlu rempong print bukti pemesanan atau nyebutin kode pemesanan. Good job, Traveloka!!

Begitu masuk kamar... cuma bisa takjub. Pemandangannya langsung ke laut lepas. Biru. Dan biru. Kamar deluxe yang saya pesan sih sebenarnya biasa aja. Gak besar. Isinya standar aja ya. Kecuali ada tambahan hair dryer di kamar mandi. Gak semua budget hotel menyediakan ini. Harusnya sih logic ya ada barang satu ini. Secara tujuan utama orang ke sini main di air, jelas banget pengering rambut jadi kebutuhan.

Hotel Aston ini juga gak besar banget. Namun dengan private beach langsung di belakang hotel menjadi daya tarik orang beramai-ramai ke hotel terbaru di Anyer ini.
Di lantai bawah menyatu dengan lobi ada Sunset Cafe. Konsepnya bar dan resto dengan open kitchen. Tinggal melangkah sedikit ke belakang sudah sampai ke kolam renang dan pantai. Jadi kalau orang tua ingin duduk santai di kafe masih bisa mengawasi anak-anak yang bermain di kolam renang.
Untuk yang enggan bermain di air tersedia meja pingpong dan bilyard. Aneka permainan papan semacam monopoli dan lainnya juga disediakan.

Secara keseluruhan, mulai dari kebersihan, kenyamanan, pelayanan, sampai makanan semua oke banget. Hanya sangat disayangkan tidak ada shower room di dekat kolam renang. Well, saya sih memang tiap renang di hotel selalu mandinya di kamar hotel. 

Siang itu kami memilih makan di kamar sambil duduk di balkon. Panas banget kalau mau langsung turun ke pantai. Tapi meski panas terik di kolam maupun di pantai ramainya bukan main.
Menjelang sore baru saya turun ke bawah.
Banyak yang jalan hingga jauh ke tengah laut karena air laut sedang surut. Saya memilih duduk di tepi pantai saja. Nathan dan bapaknya yang asyik jalan-jalan dan bermain pasir. Puas bermain di pantai baru kami pindah ke area kolam renang hingga matahari hampir tenggelam.

Untuk menikmati sunset bisa naik ke lantai 6 hotel. Saya tidak sempat naik ke lantai atas karena baru selesai mandi. Tapi cukup melihat dari kamar pun sudah puas.

Malamnya kami turun kembali ke bawah untuk makan malam.
Mereka menyediakan dinner buffet setiap sabtu malam. Menunya sangat beragam. Dan pastinya enak. ENAK!!

Karena di bulan puasa pastinya ada kurma dan es buah. Untuk menu buffetnya malam itu rendang dan ikan pindang serani bener-bener juara. Kue kejunya juga juara sampai-sampai saya lupa habis berapa potong. Nathan paling suka dengan pasta penne saus bolognaisenya.

Habis makan waktunya bakar kalori. Kami kembali berjalan-jalan di pantai. Meskipun sudah malam dan angin sangat kencang, di bawah tetap saja ramai. Sampai saya masuk kamar jam 12 malam masih ada yang duduk-duduk di pinggir kolam dan main pingpong.

Jam 6 pagi lagi-lagi di pantai sudah ramai. Laut yang semalam surut sudah mulai pasang. Banyak yang mandi di laut. Kami langsung bergegas tak mau ketinggalan. Nathan hepi. Bapaknya hepi. Saya apalagi. Kami main di air sampai jam 11. Hahaha... gak mau rugi. Dipuas-puasin sampai waktunya cek out.

Enaknya lagi karena sarapan hanya selangkah dari kolam, kami sarapan jam 7 dan makan lagi jam 10 menjelang waktu sarapan habis. Hahahahhaa... ketahuan banget ya gak mau rugi..
Eh, tapi emang bener loh renang itu bikin lapar. Jadi walau habis sarapan kami makan lagi. Hihihi...

Puas bermain air kami mandi di kamar dan bersiap pulang. Sebelum pulang mampir dulu ke lantai 6 untuk melihat pemandangan dari atas. Oohh puas rasanya. Lain kali kalau ada waktu dan rejeki pasti kami kembali lagi ke sini.

Rabu, 08 Juli 2015

Liburan Asyik di Anyer : Pantai Karang Bolong

Masih dalam rangka wedding anniversary, kami liburan kecil di akhir pekan. Dari jauh hari booking hotel Aston di Anyer lewat traveloka. Sudah cek beberapa situs booking online dan traveloka yang paling murah. Kebetulan banget di tanggal yang kami inginkan masih ada deluxe room yang kosong dan harganya cocok sama kantong. Sip!
Kenapa pilih kamar deluxe? Karena ada balkon dan menghadap ke pantai. Yeayy!!

Sabtu pagi  jam 6 kami berangkat dari rumah.
Bawa bekal buat sarapan plus cemilan. Ternyata gak sampai 2,5 jam kami sudah sampai di Anyer. Mau cek in hotel pastinya belum bisa karena masih terlalu pagi. Akhirnya kami jalan-jalan dulu di sekitaran hotel.  3 km jauhnya dari hotel kami menemukan pantai Karang Bolong. Pernah lihat postingan teman tentang pantai ini jadi ya sudah kami mengisi waktu di sini sajalah.

Tiket masuk per orang 30ribu. Untuk parkir mobil 20ribu. Masuk kawasan pantai Karang Bolong terdapat kolam renang. Sayang kolangnya tidak terawat. Untuk pantainya sendiri tidak untuk mandi karena berbatu karang dan ombaknya lumayan besar. Jadi hanya cocok untuk menikmati suasana saja. Penjaja makanan cukup banyak di sini. Olah raga air semacam jet ski atau naik speed boat berkeliling juga bisa.

Sesuai namanya, di sini ada batu karang yang besar sekali dan berlubang di bagian bawahnya. Saking besarnya batu karang, untuk naik ke puncaknya perlu tenaga ekstra. Batunya sudah dibuat berundak seperti tangga. Di atasnya ada beberapa bangku untuk bersantai menikmati pemandangan.  Untuk kunjungan ke Anyer tanpa menginap, cocok banget mampir ke sini.

Sekitar 2 jam kami menghabiskan waktu di sini sebelum akhirnya mengarah ke hotel.

Sabtu, 04 Juli 2015

4th Wedding Anniversary

4 tahun sudah kami melangkah bersama. Awalnya berdua, sekarang bertiga dengan Nathan.

Pas tanggal 2 kemarin karena hari kerja rutinitas seperti biasa. Didi mandi, saya nyiapin sarapan. Didi nongol di dapur sambil gendong Nathan plus kue (yang setiap ultah pernikahan berasal dari pabrik yang sama yaitu Dapur Cokelat). Masih jam 6 lebih dan Nathan sudah bangun itu jaraaang sekali. Biasanya Nathan bangun jam 7 atau 8. Gak tau deh itu pas bangun atau dibangunkan.

Rupanya kuenya beli dari semalam pas saya lagi praktek. Disembunyikan di kolong tempat tidur. Hhff....

Hebohlah Nathan karena lihat kue coklat.  Gak sabar mau makan. Tertawalah saya karena kuenya bernuansa lebaran. Kata Didi, "semalam sisa ini doank di outlet."
Huwooo... Nathan maksa tiup lilin trus langsung dihajar kuenya. Hahaha...

Setelah dadah dadah bapaknya berangkat kerja ya balik lagi seperti biasanya. Sampai jam 3 tumben Didi telpon bilang sudah mengarah pulang. Jadilaj saya GR merasa mau diajak dinner. Asyikkk... Beburu bilang ke si mbak gak usah nyiapin makan malam.

Well, sore itu jalan juga bertiga keluar. Tanpa tujuan pasti. "Terserah kamu". Itu kata Didi pas ditanya mau ke mana. Oalahhh ni lakik dari dulu kok ya gak inisiatif gitu nentuin ke mana, ngapain, dst.

Saya bilang ke Flavor Bliss aja yang dekat. Tapi yah teteepp sampe tujuan masih belum tahu mau makan apa dan di mana. Didi mengusulkan Holy Crab. Whatt?? Sudah dandan trus makan bar-bar bin belepotan?? No!!
Lewatin beberapa resto baru akhirnya pilih Seorae soalnya belum pernah nyobain. Yess!!!

Ihh.. puas dan kenyanglah. Sampe ada makanan yang sisa dan akhirnya dibungkus. Hehe... *ngisin-ngisini

Kecup manis buat Didi ahh.. *sensored*
Bukan karena makan malamnya. Karena sudah jadi apa adanya dirinya. Yang gak inisiatif. Yang gak romantis. Yang gak kreatif (kue yang sama setiap tahun?? Apa namanya kalau bukan gak kreatif??). Yang sabar dengan aku yang gak sabaran. Yang cerewet. Yang bawel. Yang galak.
Love u. Now. Tomorrow. Forever. Till death do us part.

Escape to Bogor (Bagian 2)

Lanjutan postingan sebelumnya ya.
Hari ke dua di Bogor kami langsung check out setelah sarapan.
Perjalanan dilanjutkan ke toko roti Venus untuk beli oleh-oleh roti unyil yang tersohor itu.

Beberapa kotak roti sudah di tangan, kami lanjut mengarah ke Sentul.
Tujuan kami adalah Sentul Paradise Park. Dari Sentul City masih 10 KM lagi jauhnya. Mengikuti papan petunjuk yang ada sampailah kami di SPP. Dari luar atau pelataran parkir sudah bisa terlihat air terjun Bidadari dan kolam buatan di sekitarnya.

Oya, tiket masuk per orang 30ribu. Untuk mobil dikenakan lagi tiket 30ribu. Di dalam SPP ada beberapa saung yang disewakan. Ada juga payung besar di tepi kolam, sayang untuk memanfaatkannya juga harua membayar sewa lagi. Karena teriknya matahari dan tempat yang kurang menarik kami memilih duduk di warung sambil membeli minuman ringan saja. Lumayan gak kena panas tanpa harua membayar sewa. Sebentar saja kami berfoto di air terjun. Selebihnya Nathan main sepeda air dan berbasah- basah di kolam. Kolamnya sangat luas, sayang hanya setinggi lutut orang dewasa, jadi tidak bisa untuk berenang.
Tempat bilas hanya seadanya dan sangat minim jumlahnya. Sangat disayangkan.

Tak sampai 1 jam kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Mengisi perut yang meronta-ronta, kami berwisata kuliner di Ah Poong di Sentul City. Meskipun Ah Pong sudah ada sejak lama tapi kami baru pertama kali ini ke sana. Setelah kenyang bolehlah membakar kalori dengan berjalan ke Eco Park yang tak jauh dari Ah Poong. Menjelang sore, kelelahan lah yang mengantar kami kembali pulang ke rumah :)

Rabu, 01 Juli 2015

Escape to Bogor (Bagian1)

Ini kejadian udah 2 bulan lalu kayaknya. Hihi...
Didi ada diklat beberapa hari di Cipayung, Bogor.
Pas banget hari terakhir diklat pas Jumat. Jadilah saya nyusul ke Bogor sama Nathan. Sekalian nginap semalam untuk refreshing.

Jumatnya sekitar jam 11 saya berangkat dari rumah. Naik angkot menuju stasiun Serpong. Beruntung angkotnta cuma sekali doank.
Nathan excited banget dikasih tahu mau naik kereta. Hehehe...

Sampai di stasiun beli tiket KRL tujuan Bogor.
Cukup membayar 8ribu plus uang jaminan kartu 10ribu. Uang jaminan bisa diminta setelah mengembalikan kartu di stasiun tujuan.
FYI, ini kali pertama saya dan Nathan naik KRL. Yippyyy...!!

Tepat jam 12 kereta datang dan langsung jalan setelah berhenti 2 menitan. Dari Serpong ke Bogor harus turun di stasiun Tanah Abang lalu ganti kereta ke arah Bogor.
Tidak sampai 5 menit turun di Tanah Abang, kereta jurusan Bogor pun datang. Oke juga tidak perlu menunggu lama.

Sekitar 2 jam kemudian kami tiba di stasiun Bogor. Langsung telpon Didi apa acaranya sudah selesai. Ternyata masih 1 jam lagi.
Karena tujuan kami ke arah Puncak jadinya saya langsung lanjut naik angkot. Dari depan stasiun naik angkot 01 jurusan Terminal Baranangsiang.
Nantinya dari terminal tinggal naik angkot sekali lagi ke arah pertigaan Gadog.

Pas sudah sampai terminal Baranangsiang Didi telpon kalau diklatnya selesai. Jadilah kami menunggu dijemput saja daripada lanjut naik angkot lagi. Macet dan panasnya Bogor bikin gak kuatttt... hiks..

Begitu ketemu bapaknya Nathan senang bukan main. Cerita pengalamannya naik kereta saja hebohnya bukan main.
Perjalanan dengan mobil kami lanjutkan ke arah Puncak.
Tujuannya sudah jelas, Nicole's Kitchen & Lounge di daerah Cipanas.

Sampai di sana sudah sore. Jadi pas banget dapat atmosfer pas masih terang, senja, dan malam.
Kabarnya Nicole's lagi hipster di kalangan anak muda.
Tempatnya memang asyik sih. Lokasinya di lantai 3 gedung Factory Outlet Brasco.
Nuansanya putih. Ada area indoor dan outdoor.
Kami berkeliling dulu dan akhirnya memituskan duduk di dalam saja. Di luar anginnya lumayan dingin.

Pesanan makan sore kami waktu itu pizza meat lover (65K++), grilled chicken spaghetti (50K++), dan sop iga bakar (65K++). Overall enak.
Puas di lidah dan di mata kalau berada di sini.

Malamnya kami meluncur ke pusat kota Bogor langsung ke hotel. Hotelnya baru reserv lewat Traveloka dalam perjalanan. Dapatlah Zest hotel di bilangan Pajajaran. ZEST Hotel ini budget hotel yang cocok banget dengan kriteria kami. Pas di kantong dan bersih. Hehehe...

Breakfast di hotel standar ya. Nasi putih, nasi goreng, 1 jenis sayur, 1 jenis lauk. Ada stand roti, cereal, buah potong dan jus buah. Lumayan enak kok. Pelayanan juga baik dan petugasnya ramah semua.

Ceritanya sampai sini dulu ya... Dilanjukan nanti lagi di bagian ke 2.