Malam pertama di Bali kami tidak menginap di Bali, melainkan di Nusa Ceningan.
Nusa Ceningan merupakan pulau kecil di selatan pulau Bali. Perlu waktu 30 menit menggunakan speed boat dari Sanur untuk tiba di Nusa Lembongan, lalu dilajutkan dengan sampan selama 5 menit untuk tiba di Nusa Ceningan.
Kenapa Le Pirate?
Di sosmed banyak banget yang posting dan fotonya terlihat keren. Istilah kecenya instagramable. Selain itu juga masih masuk dalam budget kami jadi tak ada salahnya dicoba.
Pesan melalui Agoda ratenya 543.000 semalam tidak termasuk sarapan.
FYI, kebanyakan hotel di Nusa Ceningan tidak termasuk sarapan karena memang mereka tidak menyediakan buffet seperti kebanyakan hotel. Hanya tersedia menu ala carte.
Seperti yang sudah saya katakan di atas, untuk sampai Nusa Ceningan harus melalui Nusa Lembongan.
Kebanyakan speed boat dari Sanur akan berhenti di pantai Mushroom atau Mushroom Bay. Dari situ bisa naik ojek menuju ke Jembatan Kuning (Yellow Bridge) atau sekakian saja menyewa motor untuk sekakian berkeliling Nusa Lembongan.
Tak jauh dari jalan menuju jembatan kuning ada papan petunjuk Drop Point Le pirate di depan sebuah warung. Melapor saja ke ibu yang jaga warung nanti akan dibantu untuk menyeberang ke Nusa Ceningan.
Kami diantar sampai ke sampan yang akan menyeberangkan kami.
Beberapa bulan lalu jembatan kuning roboh sehingga tidak bisa digunakan lagi untuk menyeberang, jadi kami harus naik sampan.
Tarifnya lima ribu per orang.
Saat ini jembatan masih dalam perbaikan dan katanya akan selesai dalam 2 bulan.
Begitu tiba di seberang kami sudah dijemput oleh Bapak Komang, yang akan mengantar kami sampai ke Le Pirate. Kami tahu Bapak Komang dari seragam hotel yang dipakainya.
Untuk ke hotel perlu 5 menit lagi ya.
Di Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan kebanyakan wisatawan diangkut dengan mobil bak terbuka yang sudah diberi tambahan bangku dan atap.
Yihaa... sampai deh di Le Pirate Beach Club Hotel. Untuk cek in kami disambut oleh Mas Wira yang ramah. Tidak ada counter check in ya...
Kami dapat kamar nomor 1 yang berarti paling depan, paling dekat pintu masuk hotel dan restoran. Waktu kami request kamar lain ternyata sudah penuh. Ada baiknya request nomor kamar untuk dapat pemandangan terbaik. Menurut saya kamar nomor 5-10 yang terbaik karena langsung menghadap ke kolam dan pantai.
Kamar nomor 1-4 terhalang oleh pohon dan bar.
Kamarnya, atau mereka menyebut beach box hanya berukuran 2,2 x 2,4 meter.
Kecil sekali sampai untuk menaruh tas saja sempit sekali rasanya. Kamar mandi semi terbuka berada di belakang dan malah terasa lebih lega.
Walau kamarnya kecil, kebersihan oke banget. Sayang untuk mandi hanya ada air payau. Tapi harap maklum karena di pulau kecil pasti sulit menemukan air tawar.
Jumlah kamar hanya ada 10. Tak heran kalau banyak yang bilang susah sekali booking di sini.
Hotel juga menerima tamu dari luar yang mau berenang atau makan di resto.
Jadi kalau tidak dapat kamar di sini atau berpikir untuk tidak menginap ya gak ada salahnya mampir saja ke sini.
Kolam renang tergolong kecil. Lumayan lah buat berendam. Turis asing sih kebanyakan duduk cantik saja di pinggir kolam.
Restoran closed order jam 9.30 malam.
Untuk sarapan dilayani mulai jam 7.30 pagi.
Kami tiba sudah sore jadi langsung order untuk makan malam. Restoran bisa dibilang penuh karena banyak juga tamu dari luar hotel.
Harga makanan reasonable ya untuk resto hotel di pulau yang kecil. Kami pesan burger, pasta, dan nasi goreng. Overall enak yaa..
Untuk sarapan keesokan harinya kami memilih ke restoran hotel lain sekalian jalan-jalan.
Kami dibantu Pak Komang untuk menyewa motor berkeliling Nusa Ceningan.
Yang jelas Le Pirate rekomended untuk dikunjungi. Entah untuk menginap atau sekedar mampir bila ke Bali. Saya rasa kalau menginap lebih seru bila neramai-ramai.
Mau kembali ke Le Pirate?
Pastinya! Tapi mungkin bukan untuk menginap ya.