Karena Budhe Eph nginep beberapa hari, Nathan gak di rumah donk. Tapi jalan-jalan terus. Kali ini jalan-jalan siang.
Kebetulan belakangan ini happening banget tuh es krim yang dibuat pake nitrogen, jadi pengen nyobain deh. Karena adanya di GI, jadilah kami jaalan-jalan siang ke sana.
Di jalan macet aja. Gak pulang, gak pergi teteeepp macet. Makin parah karena ada demo buruh di HI. Good! Tapi lupakan macetnya. Kali ini mau review kunjungan kuliner di GI.
Pasta de Waraku.
Sudah sering banget lewati resto satu ini. Tapi gak pernah nyobain. Apalagi kalo perginya sama Didi, pasti nolak. Beruntung kali ini partnernya beda, girang banget akhirnya bisa nyoobain.
As its name, menunya mostly pasta. Dan kami pikir wajib juga order pasta.
Pilihan pastanya fettucine, spaghetti, sama angel hair.
Budhe Eph pilih spaghetti, saya pesan angel hair. Tapi maafkeun, saya lupa apa nama pasta pesanan kami. Yang jelas pasta saya pakai saus basil, tomat, dan keju mozzarella.
Kedua pasta kami rasanya so-so. Not good, not bad. Untuk saus basil saya, rasa basilnya cukup, cenderung oily. Sayang kejunya ada yang melted, ada juga beberapa potong yang setengah beku.
Saya juga pesan french fries soalnya Nathan suka banget kentang goreng. Rasanya biasa aja. Ada topping mayones yang juga sangat biasa.
Untuk harga, sekali lagi maaf, saya lupa. Billnya gak kebawa pulang. Tapi untuk makan berdua (Nathan gak dihitung) habis 200K++.
Ron's Laboratory.
Ini dia es krim yang belakangan ini diulas di tipi, majalah kuliner n traveling.
Klaimnya sih, baru pertama di Indo es krim dibuat dengan nitrogen.
Tempatnya sih gak besar. Hanya beberapa seat. Menu tertulis di papan di samping kasir. Yang mencolok itu konsep open kitchen dengan sederet mixer. Yup, jadi begitu kita pesen es krim pilihan di kasir, laboran dengan pakaian khasnya -jubah putih dan masker- langsung meracik pesanan dan dimix pakai mixer. Seketika itu juga laboratoriumnya penuh dengan asap.
Saya tanyakan apa yang favorit. Petugas kasir menyebutkan 2 pilihan es krim favorit. Red velvet dan avocado coffee. Kami pesan keduanya.
Tak lama menunggu, es krim kami siap.
Rasa keduanya enak banget. Teksturnya lembut banget, mungkin ini yang membedakan dengan es krim atau gelato lainnya. Very creamy and milky. Untuk red velvet, cream cheesenya ditambahkan di dalam tabung suntikan. Sedangkan yang avocado suntikannya berisi espresso. Hmmm...
Seporsi berisi 3 scoop es krim rasanya kurang.
Untuk harga berkisar 50-60K. Sampai akhir tahun mereka kasih diskon 20%.
So far, JJS kali ini gak terlalu fantastis. Tapi lumayan menambah referensi kuliner.
Thx Budhe Eph untuk traktirannya. Lain kali ibuk yang traktir ya...
Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
1 komentar:
Budhe'e gak ada potoe..soalna..kl pergi ama nathan,budhe pasti salah "kostum"...
Btw,pengen traktir nathan+buk'e di klt..sayang..sll aja kurang berjodoh..
Posting Komentar